Tantangan dan Peluang Perpustakaan Digital di Era Digital

Saat ini, masyarakat tidak perlu datang langsung ke perpustakaan karena adanya perpustakaan digital. Perkembangan teknologi ini membuat banyak sekolah ingin memilikinya. Namun, sebelum membuatnya, sekolah perlu mempertimbangkan tantangan dan peluang perpustakaan digital di era digital.

Memiliki e-library memberi banyak keuntungan bagi sekolah. Namun, pembuatan dan pengelolaan perpustakaan digital bukanlah tanpa tantangan. Oleh karena itu, sekolah dan lembaga pendidikan lainnya perlu mempertimbangkan tantangan dan peluang sebelum memutuskan untuk memiliki e-library.

Tantangan dan Peluang Perpustakaan Digital di Era Digital

Era digital telah mengubah wajah perpustakaan tradisional. Saat ini, banyak perpustakaan tradisional, termasuk perpustakaan sekolah, tersedia dalam platform digitalnya. Sebelum membuat versi digital dari sekolah Anda, cek tantangan dan peluang yang dimiliki perpustakaan digital di era digital sekarang ini.

·       Tantangan Memiliki Perpustakaan Digital

Apa saja tantangan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan saat memiliki e-library?

1.     Kesiapan Pustakawan

Pengelolaan perpustakaan harus diimbangi dengan kesiapan pustakawan dalam menguasai teknologi perpustakaan digital. Sebagian besar platform e-library memang menawarkan fitur otomatis.

Fitur ini memungkinkan sirkulasi koleksi digital berjalan secara otomatis. Dengan kata lain, pustakawan tidak perlu mengirim file digital ke akun anggota perpustakaan dan menariknya saat waktu peminjaman habis.

Meski demikian, pustakawan perlu melakukan berbagai hal lain yang sangat berbeda saat mereka mengelola perpustakaan tradisional. Pada pengelolaan e-library, pustakawan dituntut untuk bisa mengustomisasi tampilan dan peraturan peminjaman buku.

Selain itu, mereka juga harus mampu membuat katalog online yang baik sehingga koleksi dalam katalog ini mudah dicari oleh anggota perpustakaan. Pustakawan juga harus pandai menganalisis perilaku anggota saat meminjam koleksi atau menggunakan e-library.

2.     Masalah Hak Cipta

Ketika membuat perpustakaan digital, pustakawan perlu mendigitalisasi koleksi cetak mereka. Hal ini perlu dilakukan karena beberapa alasan, contohnya untuk memperkaya koleksi digital dan menciptakan koleksi digital dari buku-buku yang belum memiliki versi digitalnya.

Baca Juga:  Literasi Digital: Jelajahi Daftar Perpustakaan Digital di Kabupaten Enrekang

Akan tetapi, proses digitalisasi koleksi ini sering terbentur oleh masalah hak cipta. Beberapa penerbit tidak memperbolehkan buku terbitan mereka untuk dibuat versi digitalnya. Dengan demikian, pustakawan harus hati-hati saat melakukan proses tersebut.

3.     Integrasi Koleksi Cetak dan Digital

Banyak perpustakaan digital meminjamkan koleksi digital dan koleksi cetak. Ketika hendak meminjam koleksi cetak, anggota dapat memesannya terlebih dahulu lewat platform e-library. Selanjutnya, mereka perlu datang ke perpustakaan untuk mengambilnya saat buku sudah siap.

Proses ini mungkin terkesan simpel. Namun, pustakawan perlu beradaptasi dalam mengintegrasikan koleksi cetak dan digital pada e-library. Mereka harus bisa memproses pesanan dengan cekatan dan memastikan bahwa proses ini dilakukan berdasarkan antrean.

4.     Rawan Cyber Crime

Tantangan yang terakhir adalah cyber crime. Perpustakaan digital rawan diserang cyber crime jika tidak memiliki sistem keamanan yang baik.

Kejahatan online ini dapat berupa kebocoran data anggota perpustakaan dan kerusakan koleksi digital. Oleh karena itu, pustakawan harus memastikan perpustakaan digital yang mereka kelola memiliki keamanan berlapis yang dapat menghalau virus, hacker, dll.

·       Peluang Memiliki Perpustakaan Digital

Meski cukup menantang, pengelolaan perpustakaan digital juga menawarkan berbagai peluang keuntungan. Di bawah ini beberapa peluang keuntungan tersebut.

1.     Mempermudah Akses Informasi

Perpustakaan digital mempermudah akses informasi para anggotanya. Berkat adanya perpustakaan ini, anggota perpustakaan dapat mengakses informasi yang berasal dari koleksi perpustakaan kapan saja dan di mana saja.

Selain itu, mengunjungi e-library memungkinkan anggota untuk melakukan penghematan. Mereka tidak perlu menghabiskan waktu dan tenaga seperti untuk mengunjungi perpustakaan tradisional. Mereka juga tidak perlu memiliki banyak uang untuk mengaksesnya.

2.     Melestarikan Koleksi Cetak

Memiliki perpustakaan digital merupakan salah satu jalan untuk melestarikan koleksi cetak yang dimiliki perpustakaan tradisional. Melalui digitalisasi, koleksi cetak milik perpustakaan tidak akan rusak.

Baca Juga:  Perpustakaan Digital di Nusa Tenggara Timur: Wujudkan Mimpi Literasi di Pulau-pulau Terpencil

Hal ini berbeda jika koleksi cetak tidak didigitalisasi. Anggota perpustakaan yang meminjamnya dapat tanpa sengaja membuat sampul atau bagian halaman isinya sobek, ketumpahan air, dan bahkan hilang.

Tantangan dan peluang perpustakaan digital di era digital ada berbagai macam. Sekilas, jumlah tantangannya lebih besar daripada peluangnya. Meski demikian, perpustakaan digital sejatinya menawarkan lebih banyak keuntungan daripada perpustakaan tradisional.

Bagikan artikel ini

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Tentang Penulis