Tekanan teman sebaya atau lebih dikenal dengan istilah peer pressure dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi siswa. Membentengi siswa dari tekanan ini tentu bukanlah pekerjaan sederhana dan mudah. Selain karena kecenderungan siswa untuk tidak terbuka ketika berhadapan langsung dengan kelompok pertemanannya. Rendahnya pemahaman tentang identitas diri seringkali membuat siswa membuka peluang pada masuknya pengaruh tersebut. Pada akhirnya ini tentu berdampak kurang baik bagi perkembangan siswa.
Peer pressure sendiri tidak selalu hadir dalam bentuk perintah atau paksaan yang disampaikan oleh seseorang atau kelompok tertentu. Namun, ada pula dalam bentuk perilaku atau sebuah sikap yang dilakukan secara umum sehingga hal tersebut mempengaruhi siswa untuk melakukan sikap dan perilaku yang sama.
Berbagai Jenis Peer Pressure
Dikutip dari situs Choosing Therapy, ada enam jenis peer pressure yang penting untuk diketahui agar tenaga pendidik maupun orang tua dapat memahaminya lebih lanjut.
1. Spoken Peer Pressure
Seperti istilahnya, spoken peer pressure adalah pengaruh yang diucapkan atau disampaikan secara langsung dan terang-terangan. Individu atau kelompok yang memberikan pengaruh biasanya meminta individu lain untuk berpartisipasi melakukan perilaku tertentu. Jenis peer pressure ini akan memberikan dampak yang lebih kuat jika pelakunya adalah sebuah kelompok. Apabila dibarengi dengan paksaan yang melibatkan kekerasan secara verbal maupun fisik, maka pengaruh ini bisa berubah menjadi perundungan.
2. Unspoken Peer Pressure
Jenis peer pressure ini membuat seseorang terpapar terhadap perilaku, tren, atau pilihan-pilihan orang lain. Biasanya pengaruh dari peer pressure ini membuat seseorang merasa tertekan sehingga berusaha untuk menyesuaikan dirinya. Contohnya, keinginan untuk memiliki berat badan ideal, kulit wajah yang putih, mengikuti tren fesyen, gawai merek atau tipe tertentu, atau mencoba jajanan kekinian. Peer pressure ini bisa saja berkembang atau tercampur dengan jenis pengaruh lainnya sehingga memberikan tekanan yang lebih kuat pada siswa.
3. Direct Peer Pressure
Peer pressure jenis ini datang dari teman sebaya secara langsung. Bentuknya dapat berupa perilaku yang diucapkan maupun tidak diucapkan. Lingkungan terdekat dari seorang siswa seperti teman sekelas atau teman seangkatan berperan besar dalam memberikan pengaruh ini. Pengaruh ini sangat mudah untuk diterima karena pertemanan dengan teman sebaya adalah salah satu lingkungan yang paling dekat dengan siswa dan sangat mudah diakses.
4. Indirect Peer Pressure.
Berbeda dengan jenis peer pressure sebelumnya, pengaruh tekanannya seringkali tidak terjadi secara langsung dan tidak begitu kuat. Akan tetapi, jenis pengaruh ini memberikan validasi atas perilaku atau aktivitas yang ingin dicoba oleh seorang siswa dan belum pernah dilakukan sebelumnya. Misalnya mencoba merokok, membolos, atau melakukan aktivitas seksual. Pengaruh tersebut memvalidasi bahwa tindakan yang dilakukan siswa adalah sesuatu yang wajar untuk dilakukan di usianya meskipun hal tersebut sebetulnya salah.
5. Positive Peer Pressure
Peer pressure memang tidak selalu memberikan pengaruh buruk. Sikap dan perilaku seseorang atau kelompok tertentu bisa saja justru membawa pengaruh yang baik pada siswa. Misalnya sikap kompetitif di kelas yang mendorong siswa lebih giat belajar demi mengejar prestasi. Atau tren anak muda yang mandiri dan belajar memiliki penghasilan di usia muda, menabung untuk mendapatkan pencapaian tertentu seperti membeli gawai atau travelling dan yang lainnya.
6. Negative Peer Pressure
Kebalikan dari jenis peer pressure sebelumnya, jenis ini mendorong siswa melakukan hal-hal buruk dan seringkali didukung oleh motivasi yang juga salah. Motivasi yang salah bisa saja dibentuk dari sesuatu yang sebetulnya adalah positif. Misalnya slogan YOLO (You Only Live Once) seharusnya bisa menjadi penyemangat untuk membuat pencapaian-pencapaian. Namun, hal ini justru menghasilkan berbagai sikap dan perilaku yang kurang tepat karena adanya pengaruh negatif.
Ciri-Ciri Siswa yang Sedang Mengalami Peer Pressure
Keterbukaan memang adalah yang utama. Namun, tidak jarang siswa cenderung menyembunyikan masalah yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, tenaga pendidik maupun orang tua perlu memperhatikan dengan cermat jika terjadi perubahan sikap dan perilaku pada anak didik atau putra-putrinya.
Berikut adalah ciri-ciri umum jika seorang siswa atau anak tengah mengalami peer pressure dari lingkungannya:
- Menghindari sekolah atau situasi sosial.
- Muncul perubahan perilaku.
- Mengekspresikan perasaan bahwa dirinya tidak bisa bersosialisasi.
- Suasana hati yang memburuk.
- Sering membuat perbandingan sosial.
- Sulit tidur atau tampak tidak tenang
- Perubahan penampilan
Pengaruh yang berkembang menjadi tindak kekerasan secara verbal maupun fisik bisa saja mengindikasikan bahwa siswa mengalami perundungan. Jika ciri-ciri yang ada bertahan lebih lama atau bahkan menjadi lebih buruk, tenaga pendidik dan orang tua perlu mewaspadai kemungkinan siswa mengalami gangguan kesehatan mental dengan tingkatan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika tenaga pendidik maupun orang tua mengambil tindakan atau meminta bantuan tenaga ahli seperti konselor jika dibutuhkan.